Topikindonesia.com | Kota Lhokseumawe, yang dikenal sebagai Kota Petro Dollar, bukan hanya pusat industri dan perdagangan di Aceh Utara, tetapi juga memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Dari pantai-pantai indah di pesisir Selat Malaka hingga kawasan hijau di perbukitan sekitarnya, semua menjadi aset berharga yang perlu dijaga. Dalam hal inilah, Dinas Lingkungan Hidup Lhokseumawe berperan sebagai ujung tombak dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
1. Peran Strategis DLH Lhokseumawe
Dinas Lingkungan Hidup Lhokseumawe memiliki tugas utama untuk melaksanakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Fokus utamanya adalah menjaga kualitas udara, air, tanah, serta mengelola sampah dan limbah agar tidak mencemari lingkungan.
Melalui berbagai program dan kebijakan, DLH berupaya mewujudkan “Lhokseumawe Bersih, Hijau, dan Berkelanjutan”.
Beberapa kegiatan utama yang dijalankan antara lain:
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
DLH Kota Mojokerto Komitmen Jaga Lingkungan Kota
Saatnya Sineas Muda Unjuk Gigi! NobiPlay Siap Jadi Panggung Karya Lokal
Fadlul Imansyah: Dana Haji Aman dan Siap untuk Penyelenggaraan 2026

SCROLL TO RESUME CONTENT
- Pengelolaan dan pengawasan limbah industri dan domestik.
- Pengendalian pencemaran lingkungan.
- Pengelolaan sampah dan bank sampah berbasis masyarakat.
- Penghijauan kota dan pelestarian ruang terbuka hijau (RTH).
- Edukasi dan kampanye peduli lingkungan di sekolah dan komunitas.
Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, DLH berkomitmen membangun Lhokseumawe yang bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
2. Tantangan Lingkungan di Kota Lhokseumawe
Sebagai kota industri, Lhokseumawe menghadapi tantangan lingkungan yang cukup kompleks. Aktivitas industri, peningkatan kendaraan bermotor, dan pertumbuhan penduduk membawa dampak terhadap kualitas udara dan kebersihan kota.
Masalah sampah juga menjadi perhatian serius. Volume sampah rumah tangga meningkat dari tahun ke tahun, terutama di kawasan padat penduduk. Selain itu, limbah plastik menjadi ancaman nyata bagi kebersihan laut dan ekosistem pesisir di wilayah sekitar Blang Naleung Mameh dan Ujong Blang.
Baca Juga:
Satu AOC, Satu Langit: Merger Garuda dan Pelita Masih Digodok
Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan
Timnas Indonesia vs Lebanon: Ujian Sesungguhnya di Gelora Bung Tomo
DLH Lhokseumawe terus berupaya mencari solusi inovatif agar pembangunan ekonomi tidak mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
3. Program Unggulan DLH Lhokseumawe
Untuk menghadapi tantangan tersebut, DLH Lhokseumawe meluncurkan berbagai program unggulan yang melibatkan masyarakat secara aktif. Beberapa di antaranya adalah:
a. Program Bank Sampah Berbasis Komunitas
DLH bekerja sama dengan masyarakat di tingkat gampong untuk membentuk bank sampah. Program ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran warga tentang nilai ekonomi dari sampah yang dikelola dengan baik.
b. Gerakan Lhokseumawe Bersih
Melalui kegiatan gotong royong, edukasi, dan kampanye kebersihan, gerakan ini mengajak warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Pemerintah kota juga menyiapkan fasilitas tempat sampah terpilah di beberapa titik strategis.
Baca Juga:
Pigmentasi Bibir? Atasi dengan 4 Bahan Hemat—Madu Hingga Mentimun, Terbukti Ampuh
NasDem Usulkan Investigasi Independen Atas Gelombang Demo Diduga Makar
c. Reboisasi dan Penghijauan Kota
Program penanaman pohon dilakukan di jalan-jalan utama, taman kota, dan kawasan sekolah. Upaya ini tidak hanya memperindah kota, tetapi juga membantu menyerap karbon dan menurunkan suhu udara di perkotaan.
d. Pengawasan Limbah Industri
Sebagai kota industri, DLH rutin melakukan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan besar agar taat pada peraturan pengelolaan limbah dan tidak mencemari lingkungan. Perusahaan yang tidak memenuhi standar akan mendapatkan sanksi administratif hingga rekomendasi penutupan.
4. Edukasi Lingkungan untuk Generasi Muda
DLH Lhokseumawe menyadari bahwa keberlanjutan lingkungan tidak bisa tercapai tanpa kesadaran generasi muda. Karena itu, mereka aktif melakukan edukasi melalui program Sekolah Adiwiyata, lomba kebersihan antar sekolah, hingga pelatihan pengelolaan sampah untuk pelajar dan mahasiswa.
Tujuannya sederhana namun penting: membentuk karakter peduli lingkungan sejak dini, agar anak-anak Lhokseumawe tumbuh menjadi generasi yang mencintai alam dan menjaga kebersihan kota mereka sendiri.
5. Kolaborasi dan Harapan ke Depan
DLH Lhokseumawe tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak—mulai dari masyarakat, sektor swasta, akademisi, hingga media. Setiap pihak memiliki peran: masyarakat menjaga kebersihan, industri mematuhi aturan lingkungan, dan media membantu mengedukasi publik.
Ke depan, DLH berencana memperkuat sistem pengelolaan sampah digital, memperluas program kampung hijau, serta mendorong pemanfaatan energi terbarukan di fasilitas umum. Langkah-langkah ini diharapkan menjadikan Lhokseumawe sebagai kota yang bersih, hijau, dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Kesimpulan
Melestarikan lingkungan bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga panggilan moral bagi setiap warga. Dinas Lingkungan Hidup Lhokseumawe telah membuka jalan dengan berbagai program dan kebijakan nyata. Kini, waktunya masyarakat turut melangkah bersama—menjaga kebersihan, menanam pohon, dan mengurangi sampah plastik.
Dengan semangat kebersamaan, Lhokseumawe bisa menjadi kota hijau yang seimbang antara kemajuan industri dan kelestarian alam.
Dari Lhokseumawe, untuk bumi yang lebih baik.[]


















