TOPIKINDONESIA.COM – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melakukan serangan balik usai PBNU sedang mendiskusikan untuk membentuk semacam panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke NU.
PKB pun menuding Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Gus Saifullah Yusuf alias Gus Ipul kerap menggembosi partainya.
Tudingan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Sebelumnya, Jumat (26/7/2024), Sekjen PBNU Gus Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan saat ini pihaknya sedang mendiskusikan untuk membentuk semacam pansus untuk mengembalikan PKB ke NU.
“Langkah ini setelah melihat pernyataan elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” katanya.
Adapun pada Minggu (28/7/2024), Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers usai rapat pleno PBNU di Jakarta.
Gus Yahya mengatakan bahwa akhir-akhir ini terdapat artikulasi-artikulasi yang sangat frontal dan tajam terhadap PBNU yang berasal dari PKB.
“Saya rasa Gus Yahya, Gus Ipul, itu sering menggembosi PKB,” kata Jazilul Fawaid.
Dia mengatakan bahwa PKB sedianya sudah menghormati apa yang menjadi hak PBNU untuk menjaga jarak dari seluruh partai politik.
“Tapi faktanya, misalnya Gus Yahya, Gus Ipul, PBNU itu selalu menggembosi, mengganggu apa yang dilakukan PKB,” ucapnya.
Untuk itu, dia menyebut lebih baik PBNU sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan fokus.
Mengurusi umat, masjid, hingga madrasah, ketimbang mengintervensi kedaulatan partainya.
“PKB hari ini sedang solid-solidnya. Seluruh jajaran akan menolak siapa pun yang mencoba mengintervensi, mengambil alih.”
“Atau melanggar konstitusi, melawan hukum, yang berdampak pada pengambilalihan, menghilangkan kedaulatan partai,” ujarnya.
Dia pun menampik soal anggapan elite PKB yang ahistoris dengan PBNU serta tidak menaruh hormat.
“Mana? PBNU kok tiba-tiba gila hormat. Enggak ada hubungannya, kita ini memperjuangkan aspirasi, ajaran, tuntunan ahlussunnah wal jamaah di bidang politik. Itulah cara menghormati,” tuturnya.
Sebaliknya, sebagai partai politik yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah terbesar di parlemen, dia menyebut keberhasilan PKB justru tidak pernah diapresiasi PBNU.
“Ketika PKB di 2024 terbukti memiliki prestasi yang luar biasa malah tidak diakui. Kenaikan anggota DPR RI, dari 58 ke 68, (bertambah) 10 kursi.”
“Dan kemudian mencetak prestasi PKB menjadi satu-satunya partai politik berhaluan ahlussunnah wal jamaah, yang paling besar di parlemen ini, itu lho enggak pernah diakui,” katanya.
Dia menepis pula tudingan Gus Yahya yang menyebut terdapat artikulasi frontal dan tajam terhadap PBNU yang berasal dari PKB.
“Di mana menyerangnya? Justru PKB membantu PBNU, membantu Nahdlatul Ulama secara frontal, dengan menaikkan kursi PKB secara frontal di seluruh Indonesia,” ujarnya.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Haibisnis.com dan Infoemiten.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Harianjayakarta.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.